


Modern Language Association (MLA) adalah organisasi yang mengatur standar penulisan akademik dan format kutipan, terutama di bidang seni dan humaniora. Standar ini diperbarui secara berkala untuk mencakup format penulisan yang lebih luas, mengikuti perkembangan media digital seperti media sosial dan podcast.
Menggunakan format MLA memiliki manfaat besar dalam konteks akademik, seperti:
Contoh Jenis Kutipan yang lain:
👉 Panduan Lengkap IEEE Referencing Style
👉 Panduan Lengkap Harvard Referencing Style
👉 Panduan Lengkap Cara Sitasi AMA Manual of Style
👉 Panduan Lengkap Cara Menulis Gaya Vancouver
👉 Panduan Lengkap Cara Menulis APA Style Edisi Terbaru (7th Edition)
👉 Panduan Lengkap Chicago Manual of Style

Di dalam teks, kutipan harus memberikan informasi singkat yang merujuk ke daftar pustaka di akhir tulisan. Format MLA menggunakan nama belakang penulis dan nomor halaman dalam tanda kurung.
Contoh Penggunaan Kutipan dalam Teks:
“Bahasa adalah cerminan budaya masyarakatnya” (Iskandar 56).
Jika sumber tidak memiliki halaman atau penulis, gunakan judul sumber secara singkat.
Pada daftar pustaka MLA, bagian ini diberi judul Works Cited. Semua entri pustaka diurutkan berdasarkan abjad nama belakang penulis, dengan format yang berbeda untuk berbagai jenis sumber.
1. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Buku
Buku adalah salah satu sumber yang paling sering digunakan dalam penelitian akademik. Format penulisannya:
Nama Belakang, Nama Depan. Judul Buku. Edisi, Nama Penerbit, Tahun Terbit.
Contoh:
Rahman, Iman. Pengantar Ilmu Sastra. Edisi ke-2, Pustaka Humaniora, 2022.
2. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Artikel Jurnal
Artikel dalam jurnal sering kali memiliki volume dan nomor edisi. Formatnya adalah:
Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Artikel.” Nama Jurnal, vol. xx, no. yy, Tahun, halaman xx-xx.
Contoh:
Suryani, Lestari. “Kajian Sastra Kontemporer.” Jurnal Sastra Indonesia, vol. 5, no. 2, 2021, hlm. 120-140.
3. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Ebook
Jika mengutip dari ebook, sertakan platform atau format ebook yang digunakan, seperti berikut:
Nama Belakang, Nama Depan. Judul Ebook. Nama Penerbit, Tahun Terbit. Platform/Format.
Contoh:
Hasan, Amir. Sejarah Nusantara. Pustaka Digital, 2019. Kindle.
4. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Artikel Majalah dan Koran
Sumber dari majalah dan koran, terutama untuk artikel yang ditemukan dalam edisi cetak, mengikuti format ini:
Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Artikel.” Nama Majalah/Koran, Tanggal, halaman xx-xx.
Contoh:
Dewi, Melati. “Pengaruh Teknologi dalam Pendidikan.” Majalah Edukasi, 12 Agustus 2022, hlm. 23-25.
5. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Untuk tugas akhir seperti skripsi, tesis, atau disertasi, cantumkan jenis dokumen dan institusi tempat tugas akhir tersebut diajukan.
Nama Belakang, Nama Depan. Judul Tugas Akhir. Jenis Tugas Akhir, Nama Universitas, Tahun.
Contoh:
Wicaksono, Arif. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran. Tesis, Universitas Indonesia, 2021.
6. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Media Sosial
Media sosial semakin sering digunakan sebagai sumber informasi. Format MLA untuk media sosial mencantumkan nama pengguna, teks singkat postingan (jika ada), platform, tanggal, dan URL.
Nama Pengguna (Nama Asli). “Teks Posting.” Nama Platform, Tanggal, URL.
Contoh:
@bukuharianku (Andi Santoso). “Membaca adalah jendela dunia.” Twitter, 14 Mei 2023, www.twitter.com/bukuharianku/status/123456789.
7. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Podcast
Podcast mencakup informasi audio yang sering memuat data penting. Cantumkan nama pembicara, judul episode, nama podcast, host, platform, tanggal, dan URL.
Nama Pembicara. “Judul Episode.” Nama Podcast, Dikelola oleh Nama Host, Platform, Tanggal, URL.
Contoh:
Sari, Nia. “Teknologi dan Pendidikan Masa Kini.” Educast, dikelola oleh Budi Santoso, Spotify, 10 April 2023, www.spotify.com/educast.
8. Cara Menulis Daftar Pustaka untuk Sumber Lain
Jika sumber tidak sesuai dengan kategori di atas, gunakan format yang paling mendekati dan tambahkan informasi penting lainnya untuk memastikan kejelasan.

1. Apakah Semua Sumber Harus Ada di Daftar Pustaka?
Ya, semua sumber yang dikutip dalam teks harus ada di daftar pustaka agar pembaca dapat memeriksa dan memverifikasi.
2. Bagaimana Jika Penulis Tidak Diketahui?
Jika sumber tidak mencantumkan penulis, mulailah entri pustaka dengan judul sumber.
3. Apakah Kutipan dalam Teks (In-Text Citations) Harus Sesuai dengan Daftar Pustaka?
Benar, semua kutipan dalam teks harus tercantum dalam daftar pustaka agar pembaca dapat melacaknya.
4. Bagaimana Cara Mengutip Website Tanpa Tanggal?
Jika situs tidak memiliki tanggal, gunakan “Diakses pada” diikuti tanggal akses sebagai alternatif.
5. Bagaimana Menulis Daftar Pustaka dari Media Sosial?
Pastikan untuk mencantumkan nama pengguna, teks singkat postingan (jika ada), nama platform, tanggal, dan URL.

Menulis daftar pustaka dengan format MLA adalah langkah penting dalam membuat karya akademik yang rapi, kredibel, dan mudah dipahami. Dengan format ini, Anda memberikan penghargaan kepada penulis asli, mencegah plagiarisme, dan membantu pembaca melacak sumber-sumber yang Anda gunakan.
Pastikan Anda mengikuti panduan MLA yang berlaku untuk berbagai jenis sumber, baik dari buku, jurnal, artikel digital, media sosial, maupun podcast. Selain itu, dengan menerapkan elemen SEO, artikel Anda menjadi lebih mudah ditemukan di mesin pencari, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pembaca yang mencari informasi serupa. Dengan panduan ini, Anda dapat menulis daftar pustaka yang akurat, profesional, dan sesuai standar terbaru.

Artikel Terkait
👉 Langkah Cerdas: Cara Menyusun Kerangka Artikel
👉 Solusi Mudah: Cara Sitasi Otomatis dengan Mendeley dan Zotero
👉 Kiat Efektif: Cara Revisi Skripsi dan Tesis
Pengguna Layanan Jasa
| Banda Aceh | Surabaya |
| Langsa | Surakarta |
| Lhokseumawe | Tasikmalaya |
| Sabang | Tangerang |
| Subulussalam | Tangerang Selatan |
| Binjai | Tegal |
| Gunungsitoli | Yogyakarta |
| Medan | Pontianak |
| Padangsidimpuan | Singkawang |
| Pematangsiantar | Banjarbaru |
| Sibolga | Banjarmasin |
| Tanjungbalai | Palangka Raya |
| Tebing Tinggi | Balikpapan |
| Bengkulu | Bontang |
| Jambi | Samarinda |
| Sungaipenuh | Tarakan |
| Dumai | Denpasar |
| Pekanbaru | Bima |
| Bukittinggi | Mataram |
| Padang | Kupang |
| Padang Panjang | Makassar |
| Pariaman | Palopo |
| Payakumbuh | Parepare |
| Sawahlunto | Baubau |
| Solok | Kendari |
| Lubuklinggau | Palu |
| Pagar Alam | Gorontalo |
| Palembang | Bitung |
| Prabumulih | Kotamobagu |
| Bandar Lampung | Manado |
| Metro | Tomohon |
| Pangkalpinang | Ambon |
| Batam | Tual |
| Tanjungpinang | Ternate |
| Bandung | Tidore Kepulauan |
| Banjar | Jayapura |
| Batu | Sorong |
| Bekasi | Jakarta Barat |
| Blitar | Kediri |
| Bogor | Madiun |
| Cilegon | Magelang |
| Cimahi | Malang |
| Cirebon | Mojokerto |
| Depok | Pasuruan |
| Jakarta | Pekalongan |
| Jakarta Utara | Probolinggo |
| Jakarta Timur | Salatiga |
| Jakarta Pusat | Semarang |
| Jakarta Selatan | Serang |
| Sukabumi | |
Tentang Penulis :
Irfan Wahzudi adalah seorang penerjemah profesional dan berpengalaman sejak 2016, lulusan Universitas Negeri Malang dan Universitas Negeri Yogyakarta. Ahli dan teliti dalam menerjemahkan berbagai jenis teks akademis dan juga memiliki keahlian dalam penulisan, proofreader, dan analisis data. Mendedikasikan hidupnya untuk menerjemahkan kata per kata dan kemudian menghubungkan bahasa sehingga menjadikan setiap sentuhan yang dihasilkan memiliki dampak mendalam terhadap lebih dari empat ribu pengguna layanan jasa, mulai dari mahasiswa S1, S2, S3, Dosen dan Peneliti.